Entah salah apa Vuvuzelas sampai tak diinginkan kehadirannya. Menyusul beberapa kontestan lain, Presiden Suporter Sepakbola Nigeria, Rafiu Ladipo, melarang fans
Super Eagles membeli atau menggunakan Vuvuzelas selama mendukung skuad asuhan Lars Lagerback. Mengapa?
Vuvuzelas merupakan sebuah alat musik tradisional Afrika yang berbentuk terompet. Ladipo melarang fans Nigeria menggunakan Vuvuzelas karena suaranya yang sangat berisik, sehingga bisa menganggu penampilan tim.
“Bentuk alat musik itu seperti alien dan kami tidak akan pergi kesana dengan atau membeli satu pun Vuvuzelas di Afrika Selatan nanti. Kami memiliki cara tradisional untuk mendukung tim kami dan FIFA menyukai gaya kami,” jelas Ladipo.
“Banyak tim yang menolak kehadiran alat musik itu. Sebab, sangat berisik dan kami tidak akan menggunakannya di sepakbola Nigeria,” lanjutnya kepada KickOffNigeria.com.
Sebelumnya, Liga sepak bola profesional Austria juga memberlakukan suatu larangan di stadion terhadap Vuvuzelas yang menimbulkan kesan suara berisik dalam pertandingan.
Namun menurut liga itu, Vuvuzelas dilarang bukan karena bunyinya yang memekakkan telinga dan tanpa nada itu tetapi karena alat tiup itu boleh jadi akan digunakan sebagai senjata.
“Vuvuzelas dapat digunakan sebagai proyektil. Selain itu, alat tersebut juga dapat menyebabkan kelakuan yang agresif di kalangan para pendukung,” ujar jurubicara liga Austria Christian Kircher.
FIFA sendiri telah tegas menolak melarang penggunaan Vuvuzelas selama putaran final Piala Dunia 2010 mendatang.
Direktur Komunikasi FIFA Hans Klaus di Zurich mengatakan, melarang penggunaan Vuvuzelas dari pendukung Afsel sama dengan melarang pendukung Inggris bernyanyi di stadion.
“Itu juga sama dengan melarang pendukung timnas Swiss membawa lonceng sapi ke dalam stadion, padahal itu sudah menjadi ciri khas mereka selama ini,” kata Klaus.
Selama Piala Konfederasi 2009 lalu, pemain dan manajer tim peserta mengajukan keberatan resmi kepada FIFA terhadap penggunaan alat musik Vuvuzelas. Pemain merasa terganggu dan tak mampu berkomunikasi di lapangan sepanjang pertandingan.
Protes ini membuat FIFA melakukan pembicaraan khusus mengenai Vuvuzelas dan memutuskan tetap mengizinkan penggunaannya selama putaran final Piala Dunia 2010 mendatang.
Super Eagles membeli atau menggunakan Vuvuzelas selama mendukung skuad asuhan Lars Lagerback. Mengapa?
Vuvuzelas merupakan sebuah alat musik tradisional Afrika yang berbentuk terompet. Ladipo melarang fans Nigeria menggunakan Vuvuzelas karena suaranya yang sangat berisik, sehingga bisa menganggu penampilan tim.
“Bentuk alat musik itu seperti alien dan kami tidak akan pergi kesana dengan atau membeli satu pun Vuvuzelas di Afrika Selatan nanti. Kami memiliki cara tradisional untuk mendukung tim kami dan FIFA menyukai gaya kami,” jelas Ladipo.
“Banyak tim yang menolak kehadiran alat musik itu. Sebab, sangat berisik dan kami tidak akan menggunakannya di sepakbola Nigeria,” lanjutnya kepada KickOffNigeria.com.
Sebelumnya, Liga sepak bola profesional Austria juga memberlakukan suatu larangan di stadion terhadap Vuvuzelas yang menimbulkan kesan suara berisik dalam pertandingan.
Namun menurut liga itu, Vuvuzelas dilarang bukan karena bunyinya yang memekakkan telinga dan tanpa nada itu tetapi karena alat tiup itu boleh jadi akan digunakan sebagai senjata.
“Vuvuzelas dapat digunakan sebagai proyektil. Selain itu, alat tersebut juga dapat menyebabkan kelakuan yang agresif di kalangan para pendukung,” ujar jurubicara liga Austria Christian Kircher.
FIFA sendiri telah tegas menolak melarang penggunaan Vuvuzelas selama putaran final Piala Dunia 2010 mendatang.
Direktur Komunikasi FIFA Hans Klaus di Zurich mengatakan, melarang penggunaan Vuvuzelas dari pendukung Afsel sama dengan melarang pendukung Inggris bernyanyi di stadion.
“Itu juga sama dengan melarang pendukung timnas Swiss membawa lonceng sapi ke dalam stadion, padahal itu sudah menjadi ciri khas mereka selama ini,” kata Klaus.
Selama Piala Konfederasi 2009 lalu, pemain dan manajer tim peserta mengajukan keberatan resmi kepada FIFA terhadap penggunaan alat musik Vuvuzelas. Pemain merasa terganggu dan tak mampu berkomunikasi di lapangan sepanjang pertandingan.
Protes ini membuat FIFA melakukan pembicaraan khusus mengenai Vuvuzelas dan memutuskan tetap mengizinkan penggunaannya selama putaran final Piala Dunia 2010 mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar