Senin, 04 Januari 2010

Menakar Pemain Jangkar di Skuad Bendol

Kompetisi Liga Super Indonesia 2009-2010 memasuki jeda pertama. Liga diistirahatkan lantaran program pemusatan latihan tim nasional mulai Minggu (27/12/2009) kemarin. Timnas pada 6 Januari mendatang dijadwalkan menghadapi Oman dalam lanjutan kualifikasi Piala Asia 2011.

Pelatih Benny Dollo sendiri tak banyak memanggil muka baru selain dua lulusan SEA Games Laos, Jayusman Triasdi dan Rahmat Latif, keduanya pemain belakang. Sisanya merupakan para pemain yang telah pernah dipanggil masuk pelatnas.

Menyisihkan lebih dulu pembicaraan pada posisi lain, menarik dilihat bagaimana mantan pemain klub Galatama UMS-80 itu akan mengerek kekuatan lini tengahnya. Enam nama yang masuk: Ponaryo Astaman, Hariono, Firman Utina, Eka Ramdani, Syamsul Chaerudin, dan Muhammad Ilham.

Dari keenamnya, praktis hanya Ilham yang mungkin diproyeksikan menjadi gelandang dalam penempatan posisi bermain yang condong ke luar atau melebar ke sayap (kiri/kanan). Sementara Eka dan Firman, ditilik dari kiprah mereka di klubnya masing-masing dalam ajang Liga Super Indonesia 2009-2010, memperlihatkan gaya bermain, pengambilan posisi maupun penempatan umpan yang agak mirip. Mereka lebih dominan bergerak mengatur serangan.

Sedangkan Syamsul dan Hariono begitu kuat dengan karakter bertahan ketimbang mengeksplorasi naluri serang, meski Chaeruddin di PSM Makassar kadang juga mencetak gol-gol kejutan. Nama terakhir, Ponaryo, menjalani tiga peran sekaligus - yang terkesan jadi bagian eksperimen Rahmad Darmawan di Sriwijaya FC sejak Yoyo direkrut dari Persija, awal musim ini - yakni berfungsi layaknya pengalir bola kedua dari pemain belakang, gelandang bertahan, sekaligus pemain jangkar.

Kendati pun hanya Astaman saja yang kelihatan di permukaan berbakat multiposisi, namun Syamsul dan Hariono juga Eka bisa dijadikan pelapis sepadan jika dua pola yang diusung, antara 4-4-2 dan 3-5-2. Sementara Firman memiliki daya jelajah besar dalam sentrum dibekali naluri serang "rakus" kemungkinan tak dapat digugat lagi bercokol dalam barisan sebelas inti (starting-eleven). Jadi, Bendol tinggal memilih seorang lagi gelandang bertipe penyerang dalam skema segitiga, segiempat atau empat sejajar di lini tengah.

Tapi hal vital yang tak boleh diabaikan dalam menyusun kegelandangan, siapa yang terpilih jadi pemain jangkar?

Gelandang itu sebaiknya bagus dalam hal keseimbangan badan, akurasi sundulan (kemampuan mengarahkan dan menguasai bola-bola atas melalui kepala), peringkus bola di kaki lawan, dan tinggi badan. Tinggi badan berpengaruh lantaran makin tinggi pemain itu akan kian bagus jadi jangkar/jembatan penyambung aliran bola-bola atas. Jadi mungkin kita harus tahu bagaimana cara meninggikan badan ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar